Sejarah TPA Bappenas

TES POTENSI AKADEMIK (TPA) merupakan alat tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensi akademik.

Prosedur dan Fitur Tes TPA Bappenas

Pengantar

Sejarah dan Struktur Tes Potensi Akademik

Sejarah Pengembangan Tes Potensi Akademik

Tes Potensi Akademik (TPA) merupakan alat tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensi akademik, yang dianggap mendasari kemungkinan keberhasilan belajar pada jenjang pascasarjana: S2/Master atau S3/Doktor; atau keberhasilan dalam memangku jabatan yang memerlukan kemampuan setara dengan kemampuan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan pascasarjana tersebut. Menurut Prof. Dr. Sumadi Suryabrata, guru besar Fakultas Psikologi UGM, keberhasilan seseorang untuk belajar pada jenjang pascasarjana tergantung kepada tiga kemampuan dasar, yaitu: kemampuan verbal, kuantitatif, dan penalaran. Oleh karena itu, TPA dirancang agar dapat digunakan secara akurat dalam mengukur ketiga kemampuan dasar tersebut.

Struktur soal TPA terdiri atas tiga subtes, sangat mirip dengan struktur Graduate Record Examination (GRE), sehingga pada awalnya TPA sering disebut “GRE versi Indonesia”.

Sejarah Pengembangan TPA di Indonesia

Di Indonesia, TPA pertama kali dikembangkan oleh Prof. Sumadi Suryabrata sebagai perangkat pengukuran intelektual berdasarkan teori dan hasil penelitian yang dituliskan dalam disertasi doktornya di Universitas Iowa, Amerika Serikat. Dalam perkembangannya, tim Prof. Sumadi Suryabrata, yang setiap tahunnya mengembangkan dua perangkat tes, bukan hanya menggunakan TPA sebagai alat seleksi akademik, tapi juga sebagai alat seleksi pegawai di instansi pemerintah, BUMN, dan perusahaan swasta. Diteorikan bahwa keberhasilan memangku jabatan juga tergantung pada tiga kemampuan dasar tersebut.

Struktur Tes Potensi Akademik

TPA tidak terfokus pada bidang studi tertentu. Kemampuan dasar yang diukur dielaborasikan ke dalam tiga subtes: verbal, kuantitatif, dan penalaran. Masing-masing subtes terdiri dari empat bagian, sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.1. Subtes verbal mengukur kemampuan seseorang untuk menganalisis bahan tulisan, menganalisis hubungan antar komponen kalimat, dan mengenali hubungan antar kata. Subtes kuantitatif mengukur kemampuan untuk memahami konsep-konsep dasar aritmatika, aljabar, geometri, serta memecahkan masalah secara kuantitatif. Subtes penalaran mengukur kemampuan seseorang dalam mengartikulasikan ide-ide kompleks, membuktikan klaim, serta mendukung ide dengan alasan yang relevan.

Komponen

Komponen Tes Potensi Akademik

Tes Potensi Akademik dibagi dalam 3 Kategori dan 12 Kelompok Soal

No Kategori Kelompok Soal Jumlah Soal Waktu
1 Verbal Kosa Kata 25 60 menit
2 Padanan dan lawan kata 25
3 Analogi Verbal 25
4 Pemahaman 15
5 Numerik Hitung menghitung 25 60 menit
6 Deretan bilangan 25
7 Komparasi kuantitatif 25
8 Soal hitungan 15
9 Figural Logika formal 15 60 menit
10 Penalaran Analitis 15
11 Penalaran Keurangan 15
12 Penalaran Logis 25
Total 250 180 menit